Toko Buku Online

SELAMAT DATANG!!!
Hadir dengan informasi pendidikan, kewarganegaraan, seputar guru, pembelajaran, artikel dan penelitian (PTK). Bagi siswaku, web ini merupakan papan tulis online, bagi rekan guru: take and give. Selamat Belajar!!!

Kamis, 19 Juli 2012

AUDIENCE, BEHAVIOR, CONDITION, DEGREE: UNSUR POKOK PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Banyak diantara rekan pendidik kesulitan merumuskan tujuan pembelajaran yang spesifik dan representatif. Sebenarnya secara berkelanjutan unsur terkait telah mengadakan beberapa pelatihan melalui diklat. Namun kegiatan diklat tersebut jarang yang menyentuh hal pokok (dengan esensi materi diklat). Ini dimaklumi, karena maksud pemerintah adalah menyajikan hal baru terkait dengan pengembangan kurikulum satuan pendidikan (KTSP). Ternyata diantara peserta diklat banyak yang belum tahu teknik perumusan tujuan pembelajaran yang esensial.

Unsur Audience, Behavior, Condition dan Degree.
Istilah tersebut bagi pendatang baru (baca: guru baru) tidak dipahami. Maklum, diantara sekian juta guru banyak yang menempuh cara instan dalam menyelesaikan sarjana kependidikannya (kuliah singkat).
Marilah kita pahami bersama beberapa unsur di atas:
1. Audience.
Secara verbal, audience diartikan sebagai pendengar, peserta. Dalam konteks pembelajaran yang dimaksud audience adalah peserta didik (baca: siswa/murid). Dalam pembelajaran audience merupakan sobjek sekaligus objek. Konsep pembelajaran menyatakan bahwa "haram" hukumnya dalam merumuskan tujuan pembelajaran mengabaikan hal tersebut. Melalui PLGP yang disampaikan Rayon 116 Universitas Jember hal ini dipertegas. Bahkan bukan hanya ditingkat penyusunan tujuan pembelajaran dalam memperhatikan unsur tersebut, melainkan dalam silabuspun harus sudah terbaca unsur tersebut (pahami indikator dalam pengembangan silabus).
Audience adalah objek yang "dikenai" sasaran proses belajar mengajar, audience juga sebagai "pelaku" dalam pembelajaran (pahami pengembangan kurikulum mulai SPI, CBSA, hingga KTSP). Dalam merumuskan tujuan pembelajaran harus nampak bagaimana aktivitas siswa. Untuk memahami hal ini perhatikan contoh berikut (dalam mata pelajaran PKn):
Setelah menyaksikan video tentang "Pergaulan Hidup Masyarakat", siswa dapat menyebutkan arti Norma dengan menggunakan bahasanya sendiri.
Unsur audience pada rumusan tujuan pembelajaran di atas adalah siswa, pada rumusan tersebut jelaslah bahwa sebagai objek, siswa dikenai "sasaran" dalam proses pembelajaran tersebut. Rangkaian pemahaman materi Norma dalam situasi di atas harus dikenakan pada siswa, bukan guru atau pendidik. Sedangkan sebagai sobjek, terlihat pada situasi ketika siswa harus menyaksikan video tayangan dan harus menyimpulkan video tersebut untuk memperoleh rumusan arti Norma. Jadi pelaku utama untuk menemukan arti norma adalah siswa. Pelaku disini kita sinonimkan dengan sobjek.
Secara redaksional, kita boleh saja membuat rumusan tujuan pembelajaran tidak seperti kalimat di atas, contohnya adalah:
Siswa dapat menyebutkan arti norma dengan bahasanya sendiri, setelah menyaksikan tayang video tentang pergaulan hidup di masyakarat.
Atau:
Siswa dapat menyebutkan arti norma dengan bahasanya sendiri, setelah diberi tugas   observasi di lingkungannya.
Nah, jelas kiranya bahwa naif rasanya kita hanya "copas" copy dan paste tujuan pembelajaran untuk menyiapkan administrasi pembelajaran.

2. Behavior
Behavior merupakan tingkah laku atau perilaku atau aktivitas suatu proses. Dalam pembelajaran behavior nampak pada aktifitas siswa dalam pembelajaran. Potensi siswa dioptimalisasi dalam kondisi ini, karena siswalah yang menjadi sasaran pembelajaran sekaligus pelakunya.
Pembelajaran tanpa adanya tingkah laku siswa/aktifitas siswa tidak mungkin dilakukan. Aktifitas sederhana gambaran behaviore siswa adalah mendengarkan, menyimak atau proses yang lainnya. Aktifitas siswa yang diharapkan harus disesuaikan dengan konteks-konten materi. Untuk itu, ketika kita mengembangkan silabus harus terlihat jelas pemetaan materinya (pahami pemetaan materi dalam silabus). 
Lantas, seperti apa rumusan tujuan pembelajaran yang ber-behaviore? Kita lihat contoh berikut:
Setelah menyaksikan video tentang "Pergaulan Hidup Masyarakat", siswa dapat menyebutkan arti Norma dengan menggunakan bahasanya sendiri.
Unsur behaviore pada rumusan tujuan pembelajaran di atas adalah kata menyebutkan. Siswa dalam proses tersebut melakukan aktifitas utama menyebutkan arti norma. Tentu sebuah pertanyaan akan muncul, mengapa kata menyaksikan dalam diskripsi di atas tidak termasuk kategori unsur behavior? Kata menyaksikan juga termasuk aktifitas siswa, tapi tujuan utamanya bukan menyaksikan dalam konteks materi norma, tetapi menyebutkan. Karena itu kita harus paham benar dalam menggunakan setiap kata. Panduan kata kerja operasional dapat anda pahami pada materi berikutnya.
Penggunaan kata kerja operasional dalam perumusan tujuan pembelajaran tidak boleh lebih dari satu. Artinya dalam sebuah aktifitas pembelajaran, siswa tidak boleh melakukan lebih dari 1 (satu) perbuatan. Misalnya contoh berikut ini:
Contoh salah dalam menggunakan kata kerja operasional (behaviore)
Setelah menyaksikan video tentang "Pergaulan Hidup Masyarakat", siswa dapat menyebutkan dan menuliskan arti Norma dengan menggunakan bahasanya sendiri.
Pembelajaran adalah proses perubahan tingkah laku, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengenal menjadi mengenal, dari tidak paham menjadi paham. Untuk itu fokus 1 (satu) perbuatan akan menjadikan pembelajaran lebih berarti.

3. Condition.
Kata Condition, diartikan sebagai keadaan, kondisi. Dalam konteks ini adalah keadaan/kondisi siswa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan/aktifitas, persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan dapat tercapai. Mengingat bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku, maka keberadaan kondisi sangatlah pokok. Dalam keadaan seperti apa proses pembelajaran terjadi, sehingga siswa dapat dikatakan mengalami perubahan tingkah laku. Condition atau keadaan ini erat kaitanya dengan kata degree yang akan dibahas berikutnya. Mari kita lihat contohnya pada redaksi tujuan pembelajaran yang telah kita tampilkan di atas:
Setelah menyaksikan video tentang "Pergaulan Hidup Masyarakat", siswa dapat menyebutkan arti Norma dengan menggunakan bahasanya sendiri.
Pada setiap rumusan pembejaran selalu berlaku hal tersebut. Variasi penggunaan condition bisa merupakan rangkatian kata atau gabungan kata. Contoh keadaan/kondisi pada rumusan tujuan pembelajaran di atas adalah setelah menyaksikan, tergambar bahwa untuk dapat "menyebutkan arti norma dengan bahasanya sendiri" diperlukan persyaratan harus menyaksikan video. Bagaimana mungkin pembelajaran memiliki tujuan, jika tidak ada persyaratan yang diberikan pada situasi tersebut? Bila belum jelas, lihatlah rumusan sederhana berikut:
Siswa dapat menyebutkan bunyi sila ke-2 dengan benar, setelah melihat lembar balik gambar rumusan dan lambang sila-sila Pancasila
Rumusan kondisinya jelas, yaitu  setelah melihat, bagaimana jika rumusanya:
Siswa dapat menyebutkan bunyi sila ke-2 dengan benar.
Rumusan tersebut sering kita jumpai, termasuk contoh-contoh yang diberikan dari pakar dan praktisi pendidikan sebagai nara sumber pelatihan/diklat. Agar tidak terjebak, maka sebaiknya sebelum ikut diklat, workshop atau yang sejenisnya, kita harus memahami dulu secara teoritis. Rumusan tujuan pembelajaran di atas hanya terdiri dari 3 unsur.

4. Degree
Artinya perbandingan/bandingan, dalam konteks tujuan pembelajaran bertujuan untuk membandingkan kondisi sebelum dan sesudah belajar. Kembali kita pahami bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku. Dari tidak bisa menjadi bisa atau apapun perubahannya.  Degree juga merupakan tingkat penampilan yang dapat diterima oleh siswa setelah melalui rangkaian sajian proses pembelajaran. Kita perhatikan contoh rumusan di atas:
Setelah menyaksikan video tentang "Pergaulan Hidup Masyarakat", siswa dapat menyebutkan arti Norma dengan menggunakan bahasanya sendiri.
Kondisi/degree pada rumusan di atas adalah "dengan menggunakan bahasanya sendiri". Tingkat degree tergantung bobot materi yang akan disajikan melalui tujuan pembelajaran. Degree juga harus berkaitan benar dengan jenis perubahan tingkah laku yang akan ditampilkan siswa.
Semoga tulisan di atas dapat memperjelas pemahaman kita dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Lepas dari petunjuk teknis di atas, kita harus juga memahami prinsip-prinsip dalam merumuskan tujuan pembelajaran secara luas. Tetapi dengan memahami materi ini, cukup bekal bagi kita untuk membuat rumusan pembelajaran yang tepat. Semoga.

24 komentar:

  1. terima kasih pak, postingan Anda yang satu ini sangat berguna dalam membuat tujuan pembelajaran

    BalasHapus
  2. Ya...sama-sama mas... mari kembali ke yang pokok...

    BalasHapus
  3. mantap..............sukses selalu..

    BalasHapus
  4. terimakasih pak
    postingan bpak sangat membantu saya selaku calon guru
    .......

    BalasHapus
  5. Bagus, kalo bisa di lanjut dengan contoh soal yang mengaitkan dg teori belajar agar lebih terang benderang terutama sy yg bukan dr FKIP (dulu).

    BalasHapus
  6. Cool blog! Is your theme custom made or did you download it from somewhere?
    A theme like yours with a few simple adjustements would really make my blog stand out.
    Please let me know where you got your theme.

    Thanks a lot

    BalasHapus
  7. Thank you, I've recently been looking for info about
    this subject for a long time and yours is the best I have found
    out till now. But, what concerning the bottom line?
    Are you sure in regards to the supply?

    BalasHapus
  8. Highly descriptive article, I liked that bit. Will there
    be a part 2?

    BalasHapus
  9. Hello everyone, it's my first go to see at this wweb site, and
    piece of writing is truly fruitful designed for me, keep up
    posting these types of posts.

    BalasHapus
  10. Greetings from Ohio! I'm bored at work so I decided to browse your site on my iphone during lunch break.
    I enjoy the knowledge you provide here and can't
    wait to take a look when I get home. I'm surprised at how fast your blog
    loaded on my cell phone .. I'm not even using WIFI,
    just 3G .. Anyhow, good site!

    BalasHapus
  11. Hello there! This post could not be written any better!

    Reading through this post reminds me of my old room mate!
    He always kept talking about this. I will forward this write-up to him.
    Pretty sure he will have a good read. Many thanks for sharing!

    BalasHapus
  12. Excellent post. I was checking constantly
    this blog and I am impressed! Extremely useful info particularly the last part :
    ) I care for such info much. I was looking for this particular information for
    a very long time. Thank you and best of luck.

    BalasHapus
  13. I was curious if you ever thought of changing the layout of your website?
    Its very well written; I love what youve got to say. But maybe
    you could a little more in the way of content so people could connect with it better.
    Youve got an awful lot of text for only having one
    or 2 pictures. Maybe you could space it out better?

    BalasHapus
  14. Brief and clear, thank you.

    BalasHapus
  15. Clear and brief. Easy to comprehend. Thank you.

    BalasHapus
  16. Terima kasih, sangat membantu memberikan pengetahuan baru

    BalasHapus
  17. Bagus skli biar guru paham benar bagaiman merumuskanntukuan yang tepat..ma ksh sumbangannya.

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes
Tetukoinposting.com: Toko Buku paling terpercaya silakan belanja di http://www.belbuk.com/?ref=1965.