Toko Buku Online

SELAMAT DATANG!!!
Hadir dengan informasi pendidikan, kewarganegaraan, seputar guru, pembelajaran, artikel dan penelitian (PTK). Bagi siswaku, web ini merupakan papan tulis online, bagi rekan guru: take and give. Selamat Belajar!!!

Sabtu, 24 September 2011

BIOGRAFIKU

BIOGRAFIKU
Aku terlahir sebagai Tukono Jalu Pamungkas, karena nama itu terlalu panjang guruku SD waktu itu bernama Pak. Kwartono menyingkat namaku menjadi Tukono saja. Rasanya singkat dan berarti bagiku. Karena aku cepat dikenal dengan nama itu. Setelah aku SMP Keguruan barulah mengetahui arti sebuah nama. Label Tukono Jalu Pamungkas memiliki arti yang demikian hebat. Dan kini kupakai lagi nama itu.
Aku bersekolah disebuah SD Negeri Pedukuhan Balokan, Desa Dasri Kecamatan Gambiran (Kini berganti menjadi Kecamatan Tegalsari. Kabupaten Boanyuwangi.
SMP aku tempuh di Kota, lumayan aku diterima disbuah SMP Favorit di Banyuwangi yaitu SMPN 1 Genteng (Kini SBI). Seorang anak desa lumayan juga memiliki prestasi lumayan (padahal aku tidak merasa prestasi). Aku lulus dengan Danem yang tinggi, 47.93) dengan belajar ala kadarnya sebagai seorang anak petani utun. Sejak SMP aku mematok cita-cita ingin menjadi teknokrat, berharap bisa masuk di PTN Teknik. Incaranku waktu itu ITB atau minimal ITS. Jalan hidup yang diberikan Tuhan nyatanya lebih jelas. Bahwa cita-cita itu hanya kugantung begitu saja karena nasehat orang tua. Walau aku terkenal anak nakal waktu itu, masyarakat sekitarku memberiku nilai lebih, biar nakal sejagad tapi nanti akan berubah pintar, begitu kata salah satu tetanggaku.
Selepas SMP seperti yang aku tulis di atas aku akkhirnya membelokkan cita-cita menjadi seorang guru, hingga akhirnya masuk sebuah sekolah keguruan di Banyuwangi, yaitu SPG Negeri Banyuwangi, populer disebut orang SPG Pandan. Sebuah sekolah yang asri, rindang, teduh dan unik alamnya. Membuat siapa saja yang tinggal disitu betah berlama-lama (Terbersih sekeresidenan Besuki). Bagaimana tidak bersih? Profil pendidik sudah ditanamkan sejak dini di SPG Pandan. Siswa dibebani seabreg piket. Mulai Piket kelas, Piket Masak, Piket Aula, Piket Ruang Guru, Piket ruang Kantor, Kepala sekolah sampai pada Piket VCpun jadi. Itulah SPG Pandan. Didampingi guru yang sabar dan penyantun walau awalnya tertekan akhirnya larut dalam nuansa khas, siap menjadi seorang pendidik.
Ohya ketika masuk SPG Pandan Nilaiku urutan kedua tertinggi setelah temanku bernama Suyitno (kini seorang guru SD di Banyuwangi). Begitulah hari-hariku ku lalui dengan nuansa pendidikan yang kental dengan teori paedagogies. Hingga aku menamatkan jalur SPG Jurusan Guru SD dengan danun tertinggi waktu itu. Kembali aku terjebak dalam regularitas yang diciptakan pemerintah. SPG katanya tidak layak mengajar dan harus menambah pendidikan 2 tahun lagi melalui jenjang berikutnya setara D2, bernama PGSD. PGSD adalah Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas tertentu diberi kewenangan untuk membuka program tersebut, yang pertama adalah IKIP Negeri Malang. Alhasil SPG ditutup dengan terpaksa dan menyedihkan. Saya katakan menyedihkan karena yang turut berduka dengan isak tangis bukan hanya muridnya, tetapi para gurupun ikut menangis. Bukan karena kasihan pada muridnya kelak, tetapi menangis karena mau mengajar dimana.
Setamat SPG aku spekulasi melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi dengan bonek (bonde nekat), karena orang tua mungkin blum punya harapan terhadap anaknya. Masuklah aku di IKIP Negeri Malang, jurusan PMP-KN fakultas PIPS (FPIPS). Seperti biasa karena profil namaku yang unik, senjat bagiku untuk teguh berdiri sebagai manusia mandiri. Berbagai aktifitas kemahasiswaan aku campuri, mulai HMJ, Senat dan berbagai UKM (aku pernah gabung pada HMP (Himpunan Mahasiswa Penulis), KSR-PMI (Korp Sukarelawan PMI), Perguruan Pencak Silat PSHT (Perguruan Setia Hati Teratai), BDM Al-Hikmah (Badan Dakwah Masjid) serta berbagai kegiatan akademis yang terkait dengan kemahasiswaan.
Cukup menyenangkan hingga aku krasan dan betah di Kota Malang. Disaat mahasiswa lain "mbok-mboken" ingat rumah dan ibunya, aku pasrah, pokok sudah diridhoi dan pamit orang tua aku mendapat kepercayaan penuh. Hingga pulang kerumah hanya 6 bulan sekali ketika liburan semester. Menyenangkan menjadi mahasiswa, hingga akrab dengan para Dosenku. Aku di panggil "Tole" oleh beberapa dosen. Panggilan akrab bapak pada anaknya, tole artinya anak laki-laki. Hahahaaa.... masih teringat terus hal itu.
Selama beraktifitas di kemahasiswaan membawa berkah bagiku. Aku masuk seleksi TID (Tunjangan Ikatan Dinas) sebuah kesempatan yang menjadi rebutan para mahasiswa waktu itu untuk dapat tunjangan dan ikatan kerja dari institusi pemerintah. Sejak itu aku sudah merasa yakin kalau aku pasti menjadi PNS. Beberapa dosen yang menginspirasiku adalah:
Pak Suparman Adi Winoto, dosen Ilmu Filsafat, Pancasila, UUD 45 dan terakhir menjabat sebagai Dekan di FPIPS.
I Wayan Suarnyana, dosen Statistik dan Dosen S2 yang mengajakku penelitian hingga mulai tahun 1993 aku sudah mengenal dunia komputer (waktu itu Komputer masih didukung oleh processor intel seri 328, 468) sekarang gak ada lagi rongksokannya. Sejak itu aku pinter nyari duit sendiri berbekal software Microstat dan SPSnya Sutrisno Hadi menjadikan aku memiliki perkerjaan analis data penelitian bagi para mahasiswa yang menempuh skripsi. Lumaya, 1 variabel dihargai 20-25ribu waktu itu. Hingga aku pegang uang terus (semula kekurangan brooo...).
Alhamdulillah lulus dengan sangat memuaskan, IPK tinggi (diatas 3 broo...). Yang menyedihkan adalah ketika teman-teman wisuda, aku tidak! Hingga teman-teman simpati mau memberiku donor agar ikut wisuda (temanku berfikir bahwa aku tidak wisuda karena gak punya uang) padahal aku tidak wisuda karena keburu ke Jakarta bekerja. 
Singkat cerita, aku bekerja di lembaga komputer yang mengelola Diploma 1, el-Rahma. Berpusat di Jl, Bendungan Sigura-gura mengembangkan sayap hingga ke seluruh Jawa. Di el-Rahma aku berteman dengan teman-teman yang sangat loyal pada lembaga. Menjadikan kecil ke besar, memberi kepercayaan dari keminderan. Saat itulah mental ini rasanya menjadi manusia seutuhnya. Di El-Rahma Jakarta aku kenal dengan orang pinter yang waktu itu menjabat sebagai asisten Menseknes Murdiono, namanya Yuzril Ihza Mahendra (Cucu pendiri salah satu Partai Islam jaman Orla). Jabatan terakhir beliau adalah Menteri Hukum dan Ham.
Tidak sampai 2 tahun aku di Jakarta, ikatan dinas menjadi guru turuh. Memanggilku menjadi pendidik yang sebenarnya, Guru!. Aku ditempatkan di sebuah kota bernama Bondowoso. Wah sepiiiii.....sekali. Julukannya kota Pensiun. Pas....!, kehidupan hingar bingar di Jakarta yang menjadi hari-malamku, mendamparkan aku di sebuah ilalang di Daerah Bondowoso. Bunyi jangkrit dan kodok bersautan. Jam malam hanya sampai 08.00 WIB...akhirnya aku stress selama 5 bulan. Seperti orang linglung. Beginikah menjadi guru?. Bismillah niat, aku jalani dan nyatanya sekarang aku sudah golongan IV. Usiaku 39 Tahun menurut kelahiranku.
Bagaimana hari-hariku di Bondowoso (......tunggu lanjutannya).
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes
Tetukoinposting.com: Toko Buku paling terpercaya silakan belanja di http://www.belbuk.com/?ref=1965.