AWAS BAHAYA AIDS DIMANA-MANA!

Penyakit yang satu ini hadir bagai "momok" bagi manusia, datang pelan-pelan, buntutnya mematikan. Siapa yang gak takut?

Tentu kita dibuat mrinding karenanya. Berita baru yang dirilis oleh berbagai media cetak, penyebaranyapun semakin unik. Mengetahui bahayanya penyakit ini, kadang penderita yang sudah positif dinyatakan terjangkit lantas prustasi. Karena itu pengobatan psikologis agar si pasien merasa siap menerima akibat yang timbul. Sejauh mana pihak kesehatan menangani hal ini dengan serius? Rasanya bagai ombak yang pasang surut. Ketika sedang booming penyakit ini, bagaikan perang aparat kesehatan bekerja sama dengan dinas terkait melakukan upaya maksimal dan perosedural. Tetapi ketika surut dari pemberitaan, sejauh mana daya tahan aparat kesehatan menghadapi ini? Wallahua'lam bishowab.

Nah dalam kondisi inilah pasien bebas berkeliaran sambil menyebar virus yang mematikan ini. Mereka yang merasa prustasi akan hidup yang tinggal menanti ajal banyak yang berbuat ulah dengan menyebarkan penyakit ini pada orang lain. Sehingga tak heran korban terus bertambah.

Caranya ada yang lumrah, ada yang unik. Yang dikatakan lumrah, si pasien biasanya menjalankan kebiasaan lama hingga ia terjangkit penyakit ini, misalnya yang tadinya hobi ngeseks, maka tetap ngesek, yang hobi jajan tetap jajan. Padahal peluang ini semakin menambah luasnya penyebaran virus ini, walau pihak kesehatan mengatakan "save" untuk seks, tapi peluang menular masih demikian besar. Mengapa? Karena kegiatan seksual kadang tak terkontrol. Padahal bisa "save"nya harus mengikuti beberapa prosedur kesehatan dengan benar. Baru "mungkin" aman.

Cara lainnya melalui jarum suntik, cara ini lebih efektif dalam menularkan virus, karena langsung masuk ke pembuluh darah. Dapat diramalkan, sekali suntuk menempel atau melukai orang, maka dipastikan virus akan masuk. Luar biasa. Dan orang-orang prustasi yang membuat kerusakan di muka bumi ini semakin angkara dalam menjalankan aksinya. Maka kewaspadaan yang tinggi perlu dilakukan oleh siapapun.

Cara yang unik dan spesial adalah melalui tusuk gigi di rumah makan. Luar biasa, ditemukannya kasus ini menyebabkan kewaspadaan tinggi di umumkan oleh pihak kesehatan kita. Penderita yang sedang makan, biasanya menggunakan tusuk gigi. Tusuk gigi tersebut tidak dibuang oleh pasien, melainkan di kembalikan ke tempat. Bahayanya adalah, jika tusuk gigi tersebut dipakai oleh orang lain yang tidak tahu. Luar biasa. Maka pasien telah mendapat korban penularan baru.

Dari berbagai kasus di atas, terbuktilah mengapa pasien HIV terus bertambah dari tahun ke tahun.

Yang dibutuhkan adalah, sikap waspada dan teliti terhadap setiap kemungkinan yang terjadi. Tidak ada salahnya kita preventif dengan menjada kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi selelah mengetahui beberapa referensi di atas.